Beranda | Artikel
Kerja di Malam Hari itu Haram?
Selasa, 20 Oktober 2015

Hukum Kerja di Waktu Malam 

Apa hukum kerja di malam hari? Benarkah itu haram?

Terima kasih

Jawaban:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Dalam banyak ayat, Allah menjelaskan bahwa diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia, Allah jadikan adanya siang malam dalam hidup mereka. Sehingga mereka bisa melakukan aktivitas yang sesuai di masing-masing waktu.

Diantaranya, firman Allah,

وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. al-Qashas: 73).

Termasuk juga firman Allah,

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun untuk bekerja. (QS. al-Furqan: 47).

Juga firman Allah di surat an-Naba,

وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا

Aku jadikan siang hari sebagai tempat untuk mencari nafkah. (QS. an-Naba: 11)

Semua ayat di atas, konteksnya adalah menjelaskan nikmat Allah berupa adanya waktu siang dan malam, sehingga mereka bisa beraktivitas sesuai kondisinya masing-masing.

Ketika orang melakukan aktivitas yang sesuai, hidupnya akan bisa berjalan lebih normal. Karena itu sesuai kodratnya.

Al-Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan,

وقوله: { وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا } أي: جعلناه مشرقا مُنيرًا مضيئًا، ليتمكن الناس من التصرف فيه والذهاب والمجيء للمعاش والتكسب والتجارات، وغير ذلك.

Firman Allah, “Aku jadikan waktu siang sebagai waktu untuk mencari penghidupan” artinya, Aku jadikan siang itu bercahaya, terang, sehingga memungkinkan bagi manusia untuk beraktivitas, pulang pergi, dalam rangka mencari nafkah, bekerja, berdagang, dan yang lainnya. (Ibnu Katsir, 8/303)

Penjelasan Nikmat, Bukan Penjelasan Hukum

Konteks ayat ini adalah penjelasan nikmat Allah, kepada manusia. dan bukan penjelasan tentang masalah hukum.

Sebagaiman yang dinyatakan Ibnu Katsir, Allah jadikan waktu siang itu terang, agar memungkinkan bagi manusia untuk melakukan banyak aktivitas kerja. Yang itu hakekatnya merupakan nikmat bagi mereka.

Bukan berarti bahwa mereka tidak boleh bekerja di malam hari.

Karena itu, yang menjadi titik pembahasan yang terait dengan hukum, bukan masalah waktu bekerja-nya. Tapi lebih terkait masalah, tugas dia sebagai muslim.  Selama kerja di malam hari tidak menyebabkan dia bermaksiat atau meninggalkan kewajiban, tidak ada larangan untuk itu.

Lajnah Daimah pernah ditanya mengenai hukum bekerja di waktu malam.

Jawaban Lajnah,

لا بأس بالعمل في الليل والنهار إذا كان لا يترتب عليه منكر وإضاعة للصلاة في الجماعة أو تأخيرها عن وقتها‏

Tidaklah mengapa bekerja di malam ataupun siang hari, selama hal tersebut tidak menimbulkan kemungkaran, meninggalkan shalat secara berjamaah atau menyebabkan menunda shalat di luar waktunya.

(Fatawa Lajnah Daimah, jilid: 14 Hal. 395).

Demikian pula yang dinyatakan dalam Fatwa Syabakah Islamiyah,

فالعمل بالليل غير محرم في الأصل، ما لم يؤد السهر من أجل العمل إلى تضييع الصلوات أو الواجبات، فإنه يحرم حينئذ‏

Bekerja di waktu malam hukum asalnya tidak terlarang. Selama bergadang ini, tidak menyebabkan dia meninggalkan shalat atau kewajiban lainnya. Jika itu terjadi, hukumnya haram. (Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 187913)

Katerangan:

Kajian yang akan dibahas, di luar tinjauan medis. Artinya, jika kerja di waktu malam ini menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan untuk orang tertentu, hukum bisa berubah menjadi terlarang, karena itu membahayakan.

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/25812-hukum-kerja-di-malam-hari.html